Winter 2012

In class 3-3 of Yomiyama North Junior High, transfer student Kouichi Sakakibara makes his return after taking a sick leave for the first month of school. Among his new classmates, he is inexplicably drawn toward Mei Misaki—a reserved girl with an eyepatch whom he met in the hospital during his absence. But none of his classmates acknowledge her existence; they warn him not to acquaint himself with things that do not exist. Against their words of caution, Kouichi befriends Mei—soon learning of the sinister truth behind his friends' apprehension.

The ominous rumors revolve around a former student of the class 3-3. However, no one will share the full details of the grim event with Kouichi. Engrossed in the curse that plagues his class, Kouichi sets out to discover its connection to his new friend. As a series of tragedies arise around them, it is now up to Kouichi, Mei, and their classmates to unravel the eerie mystery—but doing so will come at a hefty price.

[Written by MAL Rewrite]

Kakeru dan Suguru adalah saudara yang sama-sama memiliki semangat membara untuk sepak bola. Namun, sementara Suguru menjadi bintang yang sedang naik daun di sistem sepak bola pemuda Jepang, Kakeru memutuskan untuk mengambil peran manajerial setelah kesulitan di lapangan. Tetapi karena putaran nasib yang kejam, Kakeru akhirnya mengevaluasi kembali peran yang telah dia pilih.

Dengan harapan suatu hari nanti bisa masuk Piala Dunia dengan menjadi anggota tim nasional, Kakeru berlatih lebih keras dari siapa pun. Dia tidak sendirian dalam pencarian kejayaan ini. Teman masa kecil Kakeru, Nana, adalah seorang pemain sepak bola yang sangat berbakat, dengan julukan jahat “Penyihir Kecil”. Dia adalah pemain peringkat atas dan sudah bermain untuk Nadeshiko Japan, tim nasional wanita Jepang. Kesuksesan Nana memberi Kakeru dorongan ekstra yang dia butuhkan untuk meraih tujuannya.

Sepak bola dan semangat remaja bergabung untuk perjalanan epik dan emosional. Saksikan sendiri di Area no Kishi!

Ryouma Echizen adalah salah satu dari 50 pemain tenis SMP peringkat nasional yang menerima undangan ke kamp pelatihan tenis U-17 Jepang. Sebelumnya hanya terbuka untuk pemain SMA, resimen eksklusif ini melatih pemain terbaik di negara ini untuk Piala Dunia U-17 mendatang. Para siswa SMA tidak senang para siswa SMP ini diizinkan masuk ke kamp, tetapi para siswa SMP dengan mudah mengalahkan mereka sebelum mereka dihentikan oleh para pelatih.

Aturan kamp segera dijelaskan: para pemain dibagi ke dalam salah satu dari 16 lapangan berdasarkan keterampilan, dengan pemain terbaik menempati Lapangan 1. Para pemain bergerak naik turun lapangan berdasarkan “pertandingan acak” yang terjadi sebelum latihan dimulai setiap hari. Untuk mengantisipasi pertandingan, para siswa SMP diminta untuk berpasangan satu sama lain, hanya untuk mengetahui bahwa mereka tidak akan bermain ganda dengan pasangan mereka. Sebaliknya, mereka diadu satu sama lain dalam permainan bergaya tiebreaker. Pemenang pertandingan akan diizinkan untuk tetap tinggal guna mengembangkan keterampilan mereka lebih lanjut, sementara yang kalah akan dipulangkan.

Demi tenis, persahabatan dan keakraban dipertaruhkan. Seiring persaingan sengit antara siswa SMP dan SMA yang terus berlanjut, situasi yang mereka hadapi lebih dari sekadar bermain untuk tetap berada di kamp.