Summer 2017

Yoshiko Hanabatake is an idiot beyond all belief. Somehow managing to consistently score zeroes on all of her tests and consumed by an absurd obsession with bananas, her senseless acts have caused even her own mother to lose all hope. Only one person is up to the task of keeping her insanity in check: childhood friend Akuru "A-kun" Akutsu.

Though he bemoans the ridiculous behavior he has to endure, the studious but terrifying A-kun is always ready to put an end to any stupidity Yoshiko gets up to, with no qualms about using physical force. Unfortunately, no matter how many times he attempts to knock some sense into her, the girl bounces right back to her usual shenanigans, even dragging in some other eccentrics along for the ride. Try as he might to rein in her nonsense, every moment is unpredictable with Yoshiko and her profound idiocy on the loose.

[Written by MAL Rewrite]

Cawan Suci adalah relik kuno yang kuat, mampu mengabulkan segala keinginan pemiliknya. Untuk mendapatkan kekuatan ini, berbagai magi yang dikenal sebagai “master” memanggil Roh-Roh Pahlawan legendaris yang disebut “servant” untuk bertarung bagi mereka dalam pertempuran royale yang destruktif—Perang Cawan Suci. Hanya pasangan master-servant terakhir yang bertahan yang dapat mengklaim Cawan itu untuk diri mereka sendiri. Namun, perang ketiga berakhir tanpa hasil, karena Cawan itu secara misterius menghilang setelah konflik.

Bertahun-tahun kemudian, klan magi Yggdmillennia mengumumkan kepemilikan mereka atas Cawan Suci, dan berniat untuk meninggalkan Asosiasi Mage. Sebagai tanggapan, Asosiasi mengirim 50 magi elit untuk mengambil Cawan itu; namun, semua kecuali satu dibunuh oleh servant yang tidak dikenal. Satu-satunya yang selamat digunakan sebagai pembawa pesan untuk menyampaikan deklarasi perang Yggdmillennia terhadap Asosiasi.

Karena hanya ada dua pihak yang terlibat dalam konflik tersebut, Perang Cawan Suci mengambil bentuk yang tidak biasa. Yggdmillennia dan Asosiasi Mage masing-masing akan mengerahkan tujuh pasangan master-servant, dan pihak yang kehilangan semua kombatannya terlebih dahulu akan kehilangan artefak tersebut. Saat 14 master memanggil servant mereka dan berkumpul di medan perang, dunia sihir bergetar antisipasi dengan bangkitnya Perang Cawan Suci Agung.

Jika Anda memiliki dendam terhadap seseorang, Anda dapat mengakses situs web Korespondensi Neraka tepat pada tengah malam, mengetikkan nama orang yang Anda dendami, dan Gadis Neraka, Ai Enma, akan muncul untuk mengabulkan permintaan Anda. Namun, harga untuk menyingkirkan beban tersebut sangat mahal: sebagai imbalan untuk mengutuk jiwa penyiksa Anda ke Neraka, jiwa Anda juga akan menghadapi hukuman abadi. Dalam pengawasannya yang panjang sebagai Gadis Neraka, Ai telah bertemu banyak orang yang bersedia membayar harga tersebut.

Dalam Jigoku Shoujo: Yoi no Togi, Ai dan rekan-rekannya yang penuh teka-teki terus menjalankan pekerjaan mereka, mengangkut jiwa demi jiwa yang menderita ke kedalaman Neraka. Namun, akhir-akhir ini, seorang gadis misterius telah mengikuti mereka. Anak aneh ini, bahkan tidak dapat mengingat identitasnya sendiri, menanyai Ai tentang tugasnya sebagai Gadis Neraka. Siapakah gadis ini, dan apa hubungannya dengan Ai?

“Tidak seperti banyak sekolah, menghadiri Akademi Privat Hyakkaou mempersiapkan siswa untuk masa depan mereka di dunia nyata. Karena banyak siswa adalah anak-anak dari orang-orang terkaya di dunia, akademi ini memiliki keunikan yang membedakannya dari yang lain. Di siang hari, itu adalah sekolah normal, mendidik murid-muridnya dalam sejarah, bahasa, dan sejenisnya. Tetapi di malam hari, itu berubah menjadi tempat perjudian, mendidik mereka dalam seni berurusan dengan uang dan memanipulasi orang. Uang adalah kekuatan; mereka yang menang dalam permainan berdiri di puncak sekolah.

Yumeko Jabami, seorang siswa pindahan yang tampaknya naif dan cantik, siap untuk mencoba kurikulum khusus Hyakkaou. Tidak seperti yang lain, dia tidak bermain untuk menang, tetapi untuk sensasi perjudian, dan cara perjudiannya yang nyaris gila mungkin membawa terlalu banyak kartu baru ke meja.”

Dalam masyarakat futuristik, Jepang telah menerapkan sistem kompleks yang disebut sebagai “The Red Threads of Science” untuk mendorong pernikahan yang sukses dan memerangi angka kelahiran yang semakin rendah. Berdasarkan perhitungan kompatibilitas, orang-orang muda pada usia 16 tahun ditugaskan sebagai pasangan pernikahan oleh pemerintah, dengan dampak yang parah menunggu mereka yang tidak mematuhi pengaturan tersebut. Bagi Yukari Nejima, seorang remaja yang menganggap dirinya rata-rata dalam segala hal, sistem ini mungkin merupakan kesempatan terbaiknya untuk menjalani kehidupan yang memuaskan.

Namun, didorong oleh kegilaannya pada teman sekelas dan naksir lamanya, Misaki Takasaki, Yukari menentang sistem dan mengakui cintanya. Setelah beberapa keengganan awal, Misaki membalas perasaannya dalam momen gairah. Sayangnya, sebelum keduanya dapat melanjutkan hubungan mereka, Yukari menerima pemberitahuan pernikahannya. Dia kemudian terlempar ke dalam jaring cinta dan kebohongan yang membingungkan ketika pasangannya yang kurang senang, Ririna Sanada, menjadi terpesona dengan romansa terlarangnya.

Di permukaan, SMA Koudo Ikusei tampak seperti utopia. Para siswa menikmati kebebasan yang tak tertandingi, dan sekolah ini menduduki peringkat tinggi di Jepang. Namun, kenyataannya tidak seideal itu. Empat kelas, A hingga D, diberi peringkat berdasarkan prestasi, dan hanya kelas teratas yang menerima perlakuan istimewa.

Kiyotaka Ayanokouji adalah siswa Kelas D, tempat sekolah membuang siswa-siswa terburuknya. Di sana ia bertemu dengan Suzune Horikita yang tidak ramah, yang percaya bahwa ia ditempatkan di Kelas D karena kesalahan dan berkeinginan untuk naik sampai ke Kelas A, dan idola kelas Kikyou Kushida yang tampak ramah, yang tujuannya adalah untuk menjalin sebanyak mungkin teman.

Meskipun keanggotaan kelas bersifat permanen, peringkat kelas tidak; siswa di kelas dengan peringkat lebih rendah dapat naik peringkat jika mereka mendapat nilai lebih baik daripada siswa di kelas teratas. Selain itu, di Kelas D, tidak ada batasan metode apa pun yang dapat digunakan untuk maju. Di sekolah yang kejam ini, bisakah mereka menang melawan rintangan dan mencapai puncak?